Selasa, 10 Agustus 2010

KEKUATAN UANG

Banyak orang yang senantiasa mengalami pergumulan finansial sepanjang hidupnya.  Mereka beranggapan bahwa uang lebih banyak akan menyelesaikan masalah mereka. 

Padahal uang lebih banyak bukan jalan keluar dari kesulitan finansial mereka.  Uang lebih banyak sering kali semakin menegaskan kesalahan pola hidup yang ditempuhnya.

Uang telah menguasai kehidupan manusia dengan rasa takut, takut kekurangan uang.  Rasa takut kekurangan uang memaksa jutaan manusia untuk keluar rumah pagi-pagi sekali dan baru pulang setelah malam harinya.  Rasa takut kekurangan uang memaksa jutaan anak kehilangan perhatian kedua orang tuanya.  karena orang tuanya terlalu sibuk.  Sibuk bekerja keras bahkan sangat keras untuk mengumpulkan uang.  Uang punya kekuatan memaksa manusia bekerja seumur hidupnya dengan sangat keras demi uang.


Ketika uang lebih banyak telah terkumpul, maka uang unjuk kekuatan yang kedua.  Uang membangkitkan nafsu. Nafsu untuk berbelanja.  Nafsu yang telah sekian lama tertahan.  Nafsu untuk memiliki segala sesuatu yang bisa dibeli dengan uang.  Tak peduli apakah sesuatu itu memang dibutuhkan, atau sekedar mainan mahal yang tak bermanfaat.  Uang menyeret manusia menjadi sangat konsumtif.  Ketika jiwa konsumtif sudah demikian subur, maka jebakan berikutnya bernama kredit.  Dengan tunggakan kredit yang menumpuk, maka sekali lagi uang memaksa manusia untuk bekerja lebih keras dari sebelumnya.

Sebenarnya uang memiliki kekuatan ketiga yang tak banyak orang memahaminya, apalagi memanfaatkan.  Uang adalah pekerja yang luar biasa.  Uang dapat bekerja menghasilkan uang tanpa kenal lelah.  Uang bekerja dua puluh empat jam sehari, tujuh hari seminggu dan 365 hari setahun tanpa intirahat.  Uang bisa mengambil alih segala pekerjaan sampai-sampai pemiliknya tidak perlu bekerja lagi.

Pembaca yang budiman,  apakah kita termasuk orang yang diperbudak uang, sehingga kita berangkat bekerja pagi-pagi sekali dan bekerja lembur untuk uang yang lebih banyak?  Atau mungkin kita orang yang selalu menghabiskan penghasilan kita, bahkan pengguna jasa bank untuk menutupi kekurangannya?
Atau kita orang yang memanfaatkan kekuatan uang, kita punya uang yang bekerja menghasilkan uang untuk kita,  selalu menyisihkan penghasilan kita untuk ditambahkan pada UANG YANG BEKERJA untuk kita?
Jika Anda atau siapapun termasuk kelompok ketiga, maka meraih kebebasan finansial hanya soal waktu lagi.
Kalau minjam istilahnya pak Mario Teguh "LAKUKAN dan perhatikan apa yang terjadi"

Salam Sukses
Hamidi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar